Monday 28 March 2011

Ini Negara Demokrasi - Aku Juga punya Hak Bersuara Dan Berimpresi

Aku bisa diam menyepi diri, aku bisa undur lalu pergi, ngak ada apa harus diperkatakan. Namun tidak bisa aku berpaling dari menyatakan suara hati, meluahkan marah dan benci, menghamburkan caci dan maki disaat mata dicucuk duri. Juga bisa menghargai jasa dan bakti, menghulurkan senyum dan kata-kata puji, andai semua berjalan dilorong sendiri tanpa hasad dan dengki.

Saat kulihat sinaran mentari pada suatu pagi, kala tersingkap tirai besi berduri, terbukalah gerobok kuasa yang  terkunci mati, segenap rakyat bingkas menjadi berani, perampok pendosa dihalau pergi,  tinggalkan dunia sunyi sepi.

Nakhoda baru merampas bahtera, layar disulam kemudi dijaga,  haluan menuju pulau sejahtera, hidup baru akan bermula. Apa bakal terjadi sepanjang pelayaran, regim lama takkan diam merelakan, hilang sudah intan berlian idaman, kuasa serakah hilang ditangan, biru muka merah padam.

Aku hanya marhaen di daerah pelosokan, pada nakhoda ini kuletak harapan, bentuklah tamaddun bina masa depan, masa kini jangan abaikan, rakyat menanti penuh harapan. Kulihat kiri kulihat kanan, badai dan ombak bukan sembarangan, bahtera bergoyang bagai buaian, rebah bangun wajahmu tenang. Wahai nakhoda ingin kukhabar, apa mataku lihat apa telingaku dengar, suaraku perlahan matamu samar, ada orang berbuat honar, maksud angkara agar bantera selam ke dasar.

Nanti bila laut tenang berhenti sebentar, labuhlah sauh kucupkan layar, jeritan serakku moga  kau dengar, agar matamu kembali bersinar. Inilah khabar ku.........................

No comments: